Kertas merupakan salah satu
produk perdagangan yang telah lama akrab dengan berbagai aktivitas manusia. Sejak
ditemukan oleh Tsai Lun pada tahun 105 M yang lampau, kertas merupakan alat
bantu yang multifungsi bagi manusia. Melalui selembar kertas kita dapat
mendokumentasikan sesuatu, dan lain sebagainya. Namun dalam proses produksinya,
kertas membutuhkan air yang cukup banyak selain kayu sebagai bahan baku utama. Dalam
ilmu sumber daya air, kita mengenal istilah air virtual. Nah, berapa banyak air
virtual dalam kertas?
Air virtual merupakan suatu
konsep ekonomi air yang baru. Air virtual dapat didefinisikan sebagai sejumlah
air yang tersimpan (terkandung atau tersembunyi) dalam sebuah produk pertanian,
perkebunan, atau industry. Jumlah air ini adalah total seluruh air yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan produk pertanian atau penyiapan produk industry.
Air ini berasal dari air hujan, irigasi, maupun air tanah dibutuhkan sejak awal
menanam atau berproduksi hingga akhir penyiapan dan masuk ke dalam perdagangan.
Sekarang berapa liter air virtual dalam kertas? Dalam salah satu penelitian
menyebutkan dalam satu lembar kertas ukuran A4 (80 gr) terkandung air virtual
sebanyak 10 liter.
Tentu saja kita bisa membayangkan berapa kandungan air virtual dalam
suatu makalah ilmiah yang diketik di atas kertas A4 sebanyak 200 lembar.
Tinggal kita kalikan saja 200 lembar x 10 liter/ lembar = 2.000 liter air
virtual. Artinya ketika kita menggunakan 200 lembar kertas itu sama dengan kita
memanfaatkan 2.000 liter air yang berasal dari daerah lain. Karenanya, ada
upaya penghematan penggunaan kertas dengan proses daur ulang. Memang dalam
proses tersebut masih membutuhkan air namun setidaknya ada upaya untuk
mengurangi jumlah kayu sebagai bahan baku dalam proses produksinya.
Upaya lainnya untuk
menghemat pemakaian kertas dalam pembuatan buku adalah dengan menggunakan
teknologi digital atau biasa disebut e-book. Model ini sudah marak digunakan
sejak tahun 2000-an. Namun terkadang, pemakain kertas masih dibutuhkan untuk
hal-hal yang bersifat documenter atau hard copy. Selain itu, buku-buku dari
kertas masih sangat diminati karena menjadi koleksi pribadi merupakan suatu
kesenangan tersendiri karena wujud fisik dan artistiknya masih bisa divisualisasikan
secara langsung.