Kenaikan harga terhadap suatu produk merupakan suatu keputusan yang kurang
mengenakan bagi pengusaha manapun juga karena bisa berakibat pada penurunan
omset penjualan. Namun, keputusan mengubah harga bisa saja tidak bisa dihindari
lagi akibat kenaikan BBM, kenaikan TDL, atau akibat pemenuhan tuntutan upah
pekerja serta munculnya kebijakan pemerintah di sektor pajak. Untuk merumuskan
kenaikan suatu produk ada baiknya setiap pebisnis bisa mengenali ciri-ciri
produk yang sensitif harga sehingga aktivitas pemasaran tetap dapat dipertahankan
bahkan ditingkatkan kapasitasnya.
Ciri-ciri produk yang sensitif harga dapat dijabarkan secara sederhana
dibawah ini;
a. Jika di pasar banyak produk pengganti yang tersedia maka
keputusan menaikan harga dapat menurunkan minat beli produk atau menimbulkan
peralihan pelanggan dari produk kita ke produk kompetitor.
b. Munculnya atau terbentuknya persepsi terhadap produk
kita. Jika produk kita dipersepsi penting atau sangat penting maka harga
menjadi tidak sensitif lagi dimata pelanggan.
c. Keunikan produk. Jika produk kita memiliki keunikan yang
dianggap penting maka kenaikan harga tidak mempengaruhi pelanggan. Keunikan
merupakan diferensiasi produk di tengah-tengah kompetisi produk. Sehingga
keunikan produk dapat diharapkan sebagai leverage laba perusahaan.
d. Adanya kemudahan pelanggan untuk membandingkan produk
kita dengan produk kompetitor. Jika pelanggan susah membandingkan produk kita
dengan produk kompetitor maka harga sudah tidak sensitif lagi. Ini bisa ditemui
pada produk-produk kesehatan yang dipasarkan melalui sistem MLM.
e. Faktor harga yang dianggap oleh pelanggan sebagai
indikator terhadap kualitas produk. Jika kenaikan harga yang lebih tinggi
justru dianggap sebagai indikator oleh pelanggan sebagai suatu produk yang
berkualitas tinggi maka harga sudah tidak sensitif lagi dimata pelanggan.
Produk fashion yang dikeluarkan oleg desainer ternama biasanya tidak memiliki
sensitifitas harga. Begitu juga dengan produk-produk lainnya yang bersifat
eksklusif dengan citra yang tinggi. Contoh lain, air minum
berkarbonasi(sparkling) merek Equil merupakan air minum berkelas atau eksklusif
dimata pelanggannya.
Dengan mengenali
ciri-ciri produk yang sensitif terhadap harga diatas maka kita dapat mengatur
perencanaan pemasaran yang tepat agar omset bisnis tetap dijaga
kesinambungannya. Ditengah kompetisi yang ketat maka kita dapat melihat peluang
pasar mana yang belum tergarap dengan ciri produk yang tidak sensitif terhadap
harga. Produk yang tidak sensitif terhadap perubahan harga dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan atau laba bagi perusahaan terlebih bagi perusahaan
yang menerapkan strategi subsidi silang dalam manejemen pemasarannya.