Jumat, 17 April 2015

Bisnis Tech Startup



Prestasi perusahaan tech startup di Indonesia memang cukup menggembirakan ya. Ada sekitar 36 situs yang berhasil memperoleh pendanaan baik venture capital atau investor perorangan di tahun 2014 yang lalu. Perolehan pendanaan yang paling besar sukses diperoleh oleh Tokopedia, yang mampu mendapat suntikan dana sebesar USD 100,7 juta. Sebenarnya definisi tech startup itu apa? Kalau merujuk dari kamus bahasa Inggris, startup berarti memulai suatu bisnis. Artinya jika kita memulai suatu bisnis apapun itu bisa dikatakan startup. Namun tech startup itu sendiri digunakan untuk membedakan dengan startup konvensional. Tech startup lebih dikonotasikan pada suatu profil perusahaan berbasis teknologi dan internet. Perusahaan tech startup biasanya memiliki ide bisnis dan model bisnis yang inovatif. Model bisnisnya dijalankan dengan tujuan untuk mencapai growth atau pertumbuhan bisnis yang cepat. Memang seolah, definisi tech startup ini agak dekat dengan menggelembungnya bisnis dot com yang berbasis ecommerce ya. Biasanya kita mengenalnya dengan istilah toko online, yaitu sebuah situs yang ditujukan sebagai media jual-beli secara online. Bisnis tech startup sebenarnya memiliki karakteristik high profit dan high risk.
Sebenarnya bisnis tech startup ini sangat menggantungkan kepada ketersediaan jaringan internet yang besar dan bisa diakses secara cepat dan stabil. Di Indonesia penetrasi internet ini masih dalam tahap pembangunan jaringan. Masih banyak daerah yang koneksi internetnya masih belum stabil bahkan masih belum tersentuh. Ini tantangan dalam pembangunan infrastruktur internet. Kalau data pengguna internet memang dari tahun ke tahun ada pertambahan termasuk pengguna smartphone juga ada pertambahan. Bisnis tech startup tidak semata mengandalkan ide inovatif saja. Ada ide inovatif tetapi tidak bisa diterima market, tentu saja juga tidak bisa menghasilkan apapun. Persaingan di dunia ecommerce sebenarnya cukup ketat. Apapun website retail online sangat bergantung pada kemampuannya mendatangkan kelimpahan traffik yang besar. Mungkin saja kalau website Anda mampu menggaet puluhan ribu traffik setiap harinya maka kemungkinan besar transaksi akan terjadi dan kemungkinan income pun juga demikian. Lihat saja, situs Tiket.com atau Traveloka. Mereka saja masih harus pasang iklan di televisi nasional. Ya, tujuannya untuk mendatangkan kunjungan atau trafik yang besar. Sekaligus juga untuk membangun brand image ke konsumen.kalau ada yang mengatakan bisnis tech startup itu berbiaya murah sebenarnya tidak juga. Kalau traffik yang kita andalkan bersumber dari search engine saja mungkin bisa dikatakan murah. Tapi kalau kita menginginkan trafik besar ya harus memanfaatkan multi sumber trafik. Dan itu biayanya cukup besar. Biaya pasang iklan juga tidak murah untuk saat ini. Ini bedanya dengan bisnis konvensional. Dalam bisnis ini, faktor distribusi sangat besar sekali pengaruhnya. Contohnya, perusahaan air mineral Aqua memiliki jutaan titik distribusi. Karena distribusi itu sangat vital sifatnya. Sementara, bisnis tech startup kalau mau dikenal yang harus smart dalam melakukan promosi. Jadi faktor promosi sangat vital dalam bisnis ini. Karena aktivitas promosi yang gencar dan lama bertujuan untuk mendapatkan base customer yang stabil alias pelanggan tetap. Kalau mampu mempertahankan bahkan menambah jumlah pelanggan loyal maka bisa dikatakan website bisnis Kita dalam posisi yang aman. Dalam hal ini media promosi yang mau dimanfaatkan sangat banyak. Tanpa promosi yang gencar maka web tersebut lama-kelamaan juga akan mengalami penurunan trafik. Dan itu sangat besar sekali pengaruhnya terhadap omset. Banyak website bisnis yang tidak mampu menjual sesuai target karena salah satu masalahnya yang krusial ada pada faktor trafik yang sangat minim. Karenanya pebisnis tech startup setidaknya dalam hal ini memiliki latar belakang dunia IT. Memang ini tidak menjadi faktor tunggal tetapi jika Kita memiliki latar belakang IT maka setidaknya persoalan teknis didalamnya masih bisa terkontrol. Para pebisnis tech startup di dunia, seperti pemilik Microsoft, Google, Amazon, Facebook, dll semuanya  memiliki background IT yang kuat meskipun  tidak harus bergelar formal. Seperti pemilik Microsoft, memahami dunia IT  melalui belajar secara otodidak. Kalau memiliki hobi dan mencintai dunia IT tentu saja ini menjadi modal dasar yang kuat untuk menjalankan bisnis tech startup apapun itu ide bisnisnya. Kalau kita hanya mengandalkan dan mempercayakan pengelolaan IT pada orang lain (sebut saja team work) tentu saja bisa tetapi pada saat yang bersamaan kita sudah menyimpan resiko manajemen yang bisa saja kita tidak mudah untuk mengontrolnya. Dalam bisnis konvensional, pemilik tidak harus pintar menguasai suatu detil produk atau dia tidak harus sarjana tetapi yang terutama adalah memiliki jiwa bisnis yang kuat dan mampu menguasai seluk-beluknya dunia perdagangan yang sedang dijalaninya.