Jumat, 02 Januari 2015

Air Virtual dalam Kertas



Kertas merupakan salah satu produk perdagangan yang telah lama akrab dengan berbagai aktivitas manusia. Sejak ditemukan oleh Tsai Lun pada tahun 105 M yang lampau, kertas merupakan alat bantu yang multifungsi bagi manusia. Melalui selembar kertas kita dapat mendokumentasikan sesuatu, dan lain sebagainya. Namun dalam proses produksinya, kertas membutuhkan air yang cukup banyak selain kayu sebagai bahan baku utama. Dalam ilmu sumber daya air, kita mengenal istilah air virtual. Nah, berapa banyak air virtual dalam kertas?
Air virtual merupakan suatu konsep ekonomi air yang baru. Air virtual dapat didefinisikan sebagai sejumlah air yang tersimpan (terkandung atau tersembunyi) dalam sebuah produk pertanian, perkebunan, atau industry. Jumlah air ini adalah total seluruh air yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan produk pertanian atau penyiapan produk industry. Air ini berasal dari air hujan, irigasi, maupun air tanah dibutuhkan sejak awal menanam atau berproduksi hingga akhir penyiapan dan masuk ke dalam perdagangan. Sekarang berapa liter air virtual dalam kertas? Dalam salah satu penelitian menyebutkan dalam satu lembar kertas ukuran A4 (80 gr) terkandung air virtual sebanyak 10 liter.
Tentu saja kita bisa  membayangkan berapa kandungan air virtual dalam suatu makalah ilmiah yang diketik di atas kertas A4 sebanyak 200 lembar. Tinggal kita kalikan saja 200 lembar x 10 liter/ lembar = 2.000 liter air virtual. Artinya ketika kita menggunakan 200 lembar kertas itu sama dengan kita memanfaatkan 2.000 liter air yang berasal dari daerah lain. Karenanya, ada upaya penghematan penggunaan kertas dengan proses daur ulang. Memang dalam proses tersebut masih membutuhkan air namun setidaknya ada upaya untuk mengurangi jumlah kayu sebagai bahan baku dalam proses produksinya.
Upaya lainnya untuk menghemat pemakaian kertas dalam pembuatan buku adalah dengan menggunakan teknologi digital atau biasa disebut e-book. Model ini sudah marak digunakan sejak tahun 2000-an. Namun terkadang, pemakain kertas masih dibutuhkan untuk hal-hal yang bersifat documenter atau hard copy. Selain itu, buku-buku dari kertas masih sangat diminati karena menjadi koleksi pribadi merupakan suatu kesenangan tersendiri karena wujud fisik dan artistiknya masih bisa divisualisasikan secara langsung.