Rabu, 08 Oktober 2014

Psikografis Anak Muda



Dalam artikel sebelumnya telah dipaparkan secara singkat mengenai pedoman menyusun segmentasi pasar. Nah, kali ini Trafiklink mencoba menurunkan tulisan tentang psikografis anak muda sebagai salah satu contoh menyusun segmentasi pasar berdasarkan pendekatan psikografis dengan objek anak muda. Menurut sebagian kalangan, pasar anak muda merupakan pasar yang penting bagi produsen yang ingin memenangkan kompetisi. Namun di sisi lain, beragam karakter anak muda dengan perkembangannya yang cepat membutuhkan effort yang cukup besar untuk menjangkaunya.
Mudah berubah dan bergantung pada kelompok menjadi ciri khas anak muda sekarang. Faktor pengaruh orang tua mulai terkikis. Apapun yang akan digunakan atau dibeli  oleh anak muda selain mengikuti trand juga dipengaruhi oleh prilaku kelompoknya. Paling tidak, rasa setia kawan atau semacam mengidentifikasi diri dengan teman lainnya sangat berpengaruh terhadap keputusan membeli suatu produk/ jasa. Nah, berikut ini ada dua hasil survey dari dua lembaga berbeda yang berbicara tentang psikografis anak muda. Hasil survey tidak semua ditampilkan karena fakta-fakta berikut ini minimal bisa menjadi dasar acuan atau wawasan bagi produsen sebelum menentukan pasar anak muda sebagai segmen pasarnya.
Pada tahun 2004, Synovate Grup melakukan survey atas anak muda di beberapa kota besar di Indonesia. Dalam survey tersebut mereka menemukan lima kelompok anak muda dalam perspektif psikografis, antara lain;
1.    Kelompok Aspirational
Kelompok ini mencerminkan anak muda yang senang bergaul dan selalu menjadi bagian dari suatu kelompok.Mereka menghabiskan waktu untuk jalan-jalan alias travelling karena ingin dianggap tampil menawan. Sebagian besar uangnya digunakan untuk memperindah penampilan seperti membeli fashion, kosmetik, dan aksesori lainnya. Mereka menjadikan mall sebagai pusat pertemuan antarteman. Tak heran, mall saat ini sudah menjadi center of meet atau titik pusat pertemuan. Fungsi baru inilah yang bisa dimanfaatkan oleh produsen dari level industry kreatif untuk menggaet konsumen.
2.    Kelompok Funksters
Kelompok ini mewakili kalangan anak muda dari klas berada (the Haves) khususnya kaum laki-laki. Kelompok ini memiliki fasilitas yang cukup berlimpah sehingga memungkinkan mereka selalu bias berpenampilan sporty dan trendy serta selalu ingin dianggap sebagai trend setter. Gemar berkomunikasi dengan perangkat IT yang gaul dan selalu tak ketinggalan untuk surfing di internet menjadikan beban biaya komunikasinya semakin besar. Kecenderungan mereka selalu ekstrover dan lebih mementingkan life style dibandingkan rutinitas pekerjaan sehari-hari.

Pada tahun 2012, Markplus juga melakukan survey atas anak muda dan ada temuan 10 fakta atas mereka. Namun, disini cukup kami tampilkan lima fakta saja, antara lain;
1.    Anak muda dan produk financial : 23 % anak muda di kota urban belum memiliki produk financial.
2.    Anak muda dan otomotif : 70 % anak muda di kota urban memiliki kendaraan sendiri baik itu sepeda motor, mobil atau keduanya.
3.    Anak muda dan barang elektronik : tablet adalah cool gadget bagi anak muda jaman sekarang
4.    Anak muda dan e-commerce : hanya 12 % anak muda yang mengaku pernah belanja online.
5.    Anak muda dan news media : berita itu seksi buat anak muda.
Dari fakta di atas psikografis anak muda bisa dihubungkan dengan pertumbuhan toko online di Indonesia. Sejak tahun 2011, pertumbuhan jumlah toko online di Indonesia sungguh fantastis. Dan tentu saja, pemilik toko online sebisa mungkin menggaet anak muda sebagai konsumennya. Siapapun yang unggul dalam inovasi dan loyalty programnya bisa menjadikan anak muda sebagai base market yang besar. Ini tantangan…