Dalam artikel sebelumnya
telah dipaparkan secara singkat mengenai pedoman menyusun segmentasi pasar. Nah,
kali ini Trafiklink mencoba menurunkan tulisan tentang psikografis anak muda
sebagai salah satu contoh menyusun segmentasi pasar berdasarkan pendekatan
psikografis dengan objek anak muda. Menurut sebagian kalangan, pasar anak muda
merupakan pasar yang penting bagi produsen yang ingin memenangkan kompetisi. Namun
di sisi lain, beragam karakter anak muda dengan perkembangannya yang cepat
membutuhkan effort yang cukup besar untuk menjangkaunya.
Mudah berubah dan bergantung
pada kelompok menjadi ciri khas anak muda sekarang. Faktor pengaruh orang tua
mulai terkikis. Apapun yang akan digunakan atau dibeli oleh anak muda selain mengikuti trand juga
dipengaruhi oleh prilaku kelompoknya. Paling tidak, rasa setia kawan atau
semacam mengidentifikasi diri dengan teman lainnya sangat berpengaruh terhadap
keputusan membeli suatu produk/ jasa. Nah, berikut ini ada dua hasil survey
dari dua lembaga berbeda yang berbicara tentang psikografis anak muda. Hasil survey
tidak semua ditampilkan karena fakta-fakta berikut ini minimal bisa menjadi
dasar acuan atau wawasan bagi produsen sebelum menentukan pasar anak muda
sebagai segmen pasarnya.
Pada tahun 2004, Synovate
Grup melakukan survey atas anak muda di beberapa kota besar di Indonesia. Dalam
survey tersebut mereka menemukan lima kelompok anak muda dalam perspektif
psikografis, antara lain;
1. Kelompok
Aspirational
Kelompok ini mencerminkan anak muda yang
senang bergaul dan selalu menjadi bagian dari suatu kelompok.Mereka
menghabiskan waktu untuk jalan-jalan alias travelling karena ingin dianggap
tampil menawan. Sebagian besar uangnya digunakan untuk memperindah penampilan seperti
membeli fashion, kosmetik, dan aksesori lainnya. Mereka menjadikan mall sebagai
pusat pertemuan antarteman. Tak heran, mall saat ini sudah menjadi center of
meet atau titik pusat pertemuan. Fungsi baru inilah yang bisa dimanfaatkan oleh
produsen dari level industry kreatif untuk menggaet konsumen.
2. Kelompok
Funksters
Kelompok ini mewakili kalangan anak muda dari klas berada
(the Haves) khususnya kaum laki-laki. Kelompok ini memiliki fasilitas yang
cukup berlimpah sehingga memungkinkan mereka selalu bias berpenampilan sporty
dan trendy serta selalu ingin dianggap sebagai trend setter. Gemar
berkomunikasi dengan perangkat IT yang gaul dan selalu tak ketinggalan untuk
surfing di internet menjadikan beban biaya komunikasinya semakin besar.
Kecenderungan mereka selalu ekstrover dan lebih mementingkan life style
dibandingkan rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Pada tahun 2012, Markplus
juga melakukan survey atas anak muda dan ada temuan 10 fakta atas mereka. Namun,
disini cukup kami tampilkan lima fakta saja, antara lain;
1. Anak
muda dan produk financial : 23 % anak muda di kota urban belum memiliki produk financial.
2. Anak
muda dan otomotif : 70 % anak muda di kota urban memiliki kendaraan sendiri
baik itu sepeda motor, mobil atau keduanya.
3. Anak
muda dan barang elektronik : tablet adalah cool gadget bagi anak muda jaman
sekarang
4. Anak
muda dan e-commerce : hanya 12 % anak muda yang mengaku pernah belanja online.
5. Anak
muda dan news media : berita itu seksi buat anak muda.
Dari fakta di atas
psikografis anak muda bisa dihubungkan dengan pertumbuhan toko online di
Indonesia. Sejak tahun 2011, pertumbuhan jumlah toko online di Indonesia
sungguh fantastis. Dan tentu saja, pemilik toko online sebisa mungkin menggaet
anak muda sebagai konsumennya. Siapapun yang unggul dalam inovasi dan loyalty
programnya bisa menjadikan anak muda sebagai base market yang besar. Ini tantangan…