Kamis, 07 Agustus 2014

Duplikasi Audien



Sebuah perusahaan yang hendak meluncurkan produk baru pasti membutuhkan media untuk melakukan promosi. Terkadang pemilihan media sebagai sarana promosi dalam bentuk iklan ini masih kurang efektif akibat terjadinya duplikasi audien pada sekumpulan media yang dipilih. Akibatnya cost iklan yang ditujukan untuk menjangkau target audien tidak tercapai. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya data mengenai duplikasi audien yang dimiliki oleh manajemen perusahaan.
Untuk menghindari munculnya duplikasi audien sudah barang tentu pihak manajemen perusahaan harus melakukan riset terhadap duplikasi pelanggan pada sekumpulan media yang akan dipilih sebagai media iklan untuk promosi produk atau untuk meningkatkan brand awarness perusahaan. Duplikasi pelanggan yang dimaksud disini adalah adanya audien yang menikmati iklan yang sama pada beberapa media sekaligus. Misal, jika kita pasang iklan  pada dua surat kabar yang berbeda dan masing-masing surat kabar tersebut memiliki oplah yang berbeda volumenya ternyata ada sekian ratus atau sekian ribu pelanggan yang berlangganan sekaligus pada ke dua surat kabar tersebut. Inilah yang disebut duplikasi audien. Perusahaan manapun tentu saja menghendaki pemasangan iklan di media dapat menjangkau semua audien secara efektif sehingga tujuan untuk melakukan sebaran komunikasi secara massal ini dapat tercapai dalam wujud dikenalnya produk dan naiknya omset perusahaan.
Pemasangan iklan di media website misalnya, membutuhkan riset yang teliti untuk mendapatkan data seberapa besar duplikasi audien yang akan mungkin terjadi jika kita memasang iklan di media online tersebut. Sebagaimana kita ketahui, saat ini sudah tercipta puluhan ribu website yang menawarkan space iklan di setiap lamannya. Dan jumlah website serupa yang tercipta semakin bertambah setiap harinya. Ini membutuhkan kejelian dan ketelitian kita apabila hendak memasang iklan di media online manapun. Untuk mengetahui seberapa besar audien yang tidak terduplikasi dalam program periklanan dapat memakai rumus Agostini sebagai berikut;
            C = ( 1/ 1+(KD/A)A
Dimana :
            C= Jumlah orang yang menikmati satu kali atau beberapa kali iklan dalam masa kampanye atau disebut jumlah orang yang tidak mengalami duplikasi
            K= Konstanta, diperkirakan berkisar antara 1,125 sampai dengan 1,5
            D= Jumlah orang yang mengalami duplikasi (menikmati iklan yang sama pada beberapa media) dalam sekumpulan media
            A= Jumlah seluruh pelanggan/ audien dalam sekumpulan media.
Aplikasi rumus tersebut bisa kita hitung dengan mengambil contoh sebagai berikut;
“Perusahaan XYZ hendak mempromosikan produk barunya ke pasar. Manajemen menggunakan dua media surat kabar dimana surat kabar A memiliki oplah sebesar 100.000 pelanggan sementara surat kabar B memiliki oplah sebesar 50.000 pelanggan. Sementara itu ada 30.000 pelanggan yang berlangganan kedua media tersebut sekaligus dari total pelanggan sebesar 150.000 sebagai target audien. Manajemen akan menghitung berapa besar pelanggan yang tidak mengalami duplikasi”. Perusahaan menggunakan konstanta paling ekstrem sebesar 1,5 .
            C = ( 1/ 1+(1.5 x 30.000/150.000)150.000
            C= (1/1,3)150.000
            C= 115.384 orang
Dengan konstanta diatas ternyata hanya ada 115.384 orang pelanggan yang tidak mengalami duplikasi. Tentu saja hal tersebut membutuhkan kajian pemasaran yang mendalam bagi manajemen agar jumlah pelanggan yang mengalami duplikasi dapat dikurangi sekecil mungkin atau perusahaan mengambil langkah untuk mencari pasangan media lainnya yang lebih tepat agar jumlah audien yang tidak terduplikasi semakin besar.
Jika duplikasi audien semakin besar tentu saja cost iklan menjadi tidak efektif terhadap tujuan perusahaan yang ingin memperbesar omset bisnisnya. Karenanya informasi tentang jangkauan media dan karakteristik media sangat perlu untuk digali lebih dalam lagi agar didapatkan keputusan yang tepat dalam memilih media sebagai sarana promosi usaha.