Prestasi perusahaan tech
startup di Indonesia memang cukup menggembirakan ya. Ada sekitar 36 situs yang
berhasil memperoleh pendanaan baik venture capital atau investor perorangan di
tahun 2014 yang lalu. Perolehan pendanaan yang paling besar sukses diperoleh
oleh Tokopedia, yang mampu mendapat suntikan dana sebesar USD 100,7 juta.
Sebenarnya definisi tech startup itu apa? Kalau merujuk dari kamus bahasa
Inggris, startup berarti memulai suatu bisnis. Artinya jika kita memulai suatu
bisnis apapun itu bisa dikatakan startup. Namun tech startup itu sendiri digunakan
untuk membedakan dengan startup konvensional. Tech startup lebih dikonotasikan
pada suatu profil perusahaan berbasis teknologi dan internet. Perusahaan tech
startup biasanya memiliki ide bisnis dan model bisnis yang inovatif. Model bisnisnya
dijalankan dengan tujuan untuk mencapai growth atau pertumbuhan bisnis yang
cepat. Memang seolah, definisi tech startup ini agak dekat dengan
menggelembungnya bisnis dot com yang berbasis ecommerce ya. Biasanya kita
mengenalnya dengan istilah toko online, yaitu sebuah situs yang ditujukan
sebagai media jual-beli secara online. Bisnis tech startup sebenarnya memiliki
karakteristik high profit dan high risk.
Sebenarnya bisnis tech
startup ini sangat menggantungkan kepada ketersediaan jaringan internet yang
besar dan bisa diakses secara cepat dan stabil. Di Indonesia penetrasi internet
ini masih dalam tahap pembangunan jaringan. Masih banyak daerah yang koneksi
internetnya masih belum stabil bahkan masih belum tersentuh. Ini tantangan
dalam pembangunan infrastruktur internet. Kalau data pengguna internet memang
dari tahun ke tahun ada pertambahan termasuk pengguna smartphone juga ada
pertambahan. Bisnis tech startup tidak semata mengandalkan ide inovatif saja. Ada
ide inovatif tetapi tidak bisa diterima market, tentu saja juga tidak bisa menghasilkan
apapun. Persaingan di dunia ecommerce sebenarnya cukup ketat. Apapun website
retail online sangat bergantung pada kemampuannya mendatangkan kelimpahan
traffik yang besar. Mungkin saja kalau website Anda mampu menggaet puluhan ribu
traffik setiap harinya maka kemungkinan besar transaksi akan terjadi dan
kemungkinan income pun juga demikian. Lihat saja, situs Tiket.com atau
Traveloka. Mereka saja masih harus pasang iklan di televisi nasional. Ya,
tujuannya untuk mendatangkan kunjungan atau trafik yang besar. Sekaligus juga
untuk membangun brand image ke konsumen.kalau ada yang mengatakan bisnis tech
startup itu berbiaya murah sebenarnya tidak juga. Kalau traffik yang kita
andalkan bersumber dari search engine saja mungkin bisa dikatakan murah. Tapi kalau
kita menginginkan trafik besar ya harus memanfaatkan multi sumber trafik. Dan itu
biayanya cukup besar. Biaya pasang iklan juga tidak murah untuk saat ini. Ini bedanya
dengan bisnis konvensional. Dalam bisnis ini, faktor distribusi sangat besar
sekali pengaruhnya. Contohnya, perusahaan air mineral Aqua memiliki jutaan
titik distribusi. Karena distribusi itu sangat vital sifatnya. Sementara,
bisnis tech startup kalau mau dikenal yang harus smart dalam melakukan promosi.
Jadi faktor promosi sangat vital dalam bisnis ini. Karena aktivitas promosi
yang gencar dan lama bertujuan untuk mendapatkan base customer yang stabil alias
pelanggan tetap. Kalau mampu mempertahankan bahkan menambah jumlah pelanggan
loyal maka bisa dikatakan website bisnis Kita dalam posisi yang aman. Dalam hal
ini media promosi yang mau dimanfaatkan sangat banyak. Tanpa promosi yang
gencar maka web tersebut lama-kelamaan juga akan mengalami penurunan trafik. Dan
itu sangat besar sekali pengaruhnya terhadap omset. Banyak website bisnis yang
tidak mampu menjual sesuai target karena salah satu masalahnya yang krusial ada
pada faktor trafik yang sangat minim. Karenanya pebisnis tech startup
setidaknya dalam hal ini memiliki latar belakang dunia IT. Memang ini tidak
menjadi faktor tunggal tetapi jika Kita memiliki latar belakang IT maka
setidaknya persoalan teknis didalamnya masih bisa terkontrol. Para pebisnis
tech startup di dunia, seperti pemilik Microsoft, Google, Amazon, Facebook, dll
semuanya memiliki background IT yang
kuat meskipun tidak harus bergelar formal.
Seperti pemilik Microsoft, memahami dunia IT
melalui belajar secara otodidak. Kalau memiliki hobi dan mencintai dunia
IT tentu saja ini menjadi modal dasar yang kuat untuk menjalankan bisnis tech
startup apapun itu ide bisnisnya. Kalau kita hanya mengandalkan dan
mempercayakan pengelolaan IT pada orang lain (sebut saja team work) tentu saja
bisa tetapi pada saat yang bersamaan kita sudah menyimpan resiko manajemen yang
bisa saja kita tidak mudah untuk mengontrolnya. Dalam bisnis konvensional,
pemilik tidak harus pintar menguasai suatu detil produk atau dia tidak harus
sarjana tetapi yang terutama adalah memiliki jiwa bisnis yang kuat dan mampu
menguasai seluk-beluknya dunia perdagangan yang sedang dijalaninya.