Jumat, 04 April 2014

Tempe Amal



Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar memiliki sebaran masjid yang cukup banyak di seluruh penjuru nusantara tercinta. Masjid sebagai tempat beribadah merupakan sesuatu yang istimewa bagi kaum muslim ditanah air. Banyak diantaranya yang tergerak untuk membangun masjid dengan arsitektur dan ornamen yang indah. Namun, pernahkah Anda mendengar ada masjid yang pembangunannya bersumber dari hasil penjualan tempe?. Dikota Suwar-suwir inilah sebuah masjid dibangun melalui kerja keras dengan melakukan penjualan tempe sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan fisiknya. Tempe ini dijuluki sebagai tempe amal.
Ya, tempe amal merupakan tempe kedelai yang dijual kepada publik dengan tujuan untuk membiayai pembangunan fisik masjid. Pengurus dan pengelola usaha tersebut memang dari awal ingin memberikan contoh suatu upaya sinergi antara kegiatan sosial dengan aktivitas bisnis sebagai satu kesatuan yang menjadi milik bersama. Di awal kegiatannya memang usaha tersebut tidak langsung mendapat respon yang baik dari warga. Namun, seiring dengan berjalannya waktu yang dibarengi dengan transparansi pengelolaan usaha baik kepada anggota maupun publik akhirnya usaha tersebut mulai meraih simpati besar dari publik. Berawal dari 5 kg kedelai hingga mampu memproduksi tempe dengan kapasitas produksi 1 ton per hari. Dengan harga jual kala itu Rp. 1.000 per biji telah mampu menyumbangkan 50 % dari hasil penjualan untuk pembangunan fisik masjid.
Tempe amal tersebut pada awalnya hanya dijual pada warga sekitar dan seiring dengan bertambahnya simpati masyarakat maka area penjualan telah melebar sampai di 4 kabupaten kala itu. Penjualan tersebut telah melibatkan ratusan warga sekitar tempat produksi untuk berperan aktif sebagai tenaga penjual. Hasil yang mereka peroleh juga cukup untuk membiayai hidup sehari-hari. Bahkan, pengurus dan pengelola kala itu juga turut memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan para anggota penjualnya. Tak ketinggalan pula setiap Jumat merupakan momentum untuk memberikan siraman rohani kepada para anggotanya dalam menjalankan sholat Jumat secara berjama’ah. Sementara itu untuk laporan hasil produksi dan penjualan dipaparkan oleh pengurus dan pengelola setiap minggunya pada hari kamis.
Dengan pilihan produk yang sederhana dan disertai dengan manajemen yang sederhana tetapi dengan berlandaskan semangat dan visi yang besar untuk kesuksesan pembangunan fisik masjid maka dalam kurun waktu 5 tahun pembangunan fisik masjid tersebut telah rampung dan bisa digunakan sebagai tempat ibadah yang layak dan nyaman. Semoga langkah seperti para pengurus tempe amal tersebut bisa menginspirasi semua orang untuk berkreasi dalam menyelesaikan suatu persoalan yang memberikan multi manfaat baik sosial maupun ekonomi.