Rabu, 29 April 2015

Definisi Lean Startup



Eric Ries merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah dan definisi lean startup. Prinsip dasar lean startup adalah untuk meminimalisir kegagalan sebuah model bisnis startup dengan melakukan pengujian market secara berulang. Langkah dasar dalam lean startup meliputi;
·         Customer development
·         Minimum viable product
·         Invest in learning, not asset
·         Rapid build – measure – learn cycles
Sebelum beranjak ke langkah dasar lean startup diatas , ada baiknya kita mengintip definisi lean startup menurut si Eric, yaitu;
“The Lean Startup takes its name from the lean manufacturing revolution that Taiichi and Shigeo Shingo are credited with developing at Toyota. Lean thinking is radically altering the way supply chains and production systems are run. Among its tenets are drawing on the knowledge and creativity of individual workers, the shrinking of batch sizes, just-in-time production and inventory control, and an acceleration of cycle times. It taught the world the difference between value-creating activities and waste and showed how to build quality into products from the inside out. Lean Startup adapts these ideas to the context of entrepreneurship, proposing that entrepreneurs judge their progress differently from the way other kinds of ventures do. Lean Startup uses a different unit of progress, called validated learning. With scientific learning as our yardstick, we can discover and eliminate the sources of waste that are plaguing entrepreneurship.  ”
Customer development merupakan langkah pertama yang harus bisa dipecahkan oleh startup dengan empat langkah hebat berikut ini;
·         Menggambarkan fenomena atau menemukan masalah yang dihadapi startup di pasar
·         Menyusun dan merumuskan masalah tersebut dengan hukum sebab-akibat (prinsip kausalitas)
·         Menjelaskan hipotesis untuk memecahkan masalah dan memprediksikan hasilnya melalui pendekatan baru
·         Mengukur kinerja yang diprediksikan melalui pengujian secara eksperimental (uji lapangan).
Hipotesis yang didapat harus diuji berulang kali hingga mendapatkan solusi yang tepat dan hebat. Uji lapangan bisa menggunakan media sosial, salah satu contohnya. Hipotesis yang akurat nantinya menjadi dasar dari model bisnis yang akan dibangun oleh startup. Dengan langkah seperti itu maka model bisnis startup bisa menghindari kegagalan yang akan mungkin  terjadi tanpa menggunakan langkah diatas.